PELAYANAN RAWAT JALAN YANG BAIK

A.    Pengertian Rawat Jalan
Dari Wikipedia Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname).
Rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang masuk rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap. Pelayanan rawat jalan mencakup pengobatan medis praktek swasta maupun pemerintah termasuk rumah sakit (Depkes, 1987 dikutip dari Rijadi, 1997).
 Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes)
Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Rawat jalan juga merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah sakit serta merupakan sumber keuangan yang bermakna, sehingga selalu dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan(Azwar, 1996).
B.  Tujuan Pelayanan Rawat Jalan
Tujuan   pelayanan   Rawat   Jalan   diantaranya   adalah   untuk   memberikan konsultasi   kepada   pasien   yang   memerlukan   pendapat   dari   seorang   dokter spesialis,   dengan   tindakan   pengobatan   atau   tidak.   Selain   itu   juga   untuk menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol kondisi kesehatannya (Sholeh, 1993).
Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapatdipertanggung jawabkan. (standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap pengobatan penyakit. Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian atau poliklinik, menggambarkan banyaknya pelayanan spesialistik, sub spesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang ada pada rumah sakit.
C.  Jenis – Jenis Pelayanan Rawat Jalan di RS
Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
1.      Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
2.      Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
3.      Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
4.      Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama

D.  PENUNJANG PELAYANAN RAWAT JALAN
Instalasi rawat jalan bukanlah suatu unit pelayanan rumah sakit yang dapat bekerja sendiri, melainkan mempunyai kaitan dengan sangat erat dengan instalasi lain di rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan kepada pasien dengan baik. Instalasi atau bagian lain yang mempunyai kaitan erat dengan rawat jalan, antara lain unit rekam medis, staf medis fungsional, laboratorium, pemeliharaan sarana rumah sakit, radiologi, logistic, farmasi, dan keuangan. Agar dapat memberikan pelayanan dengan sebaik- baiknya kepada pasien maka dalam melakukan kegiatan pelayanannya, unit atau bagian tersebut harus berkoordinasi dengan baik. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pertama dan merupakan pintu gerbang rumah sakit, serta merupakan satu – satunya bagian dari pelayanan medic yang memeberikan kesan pertama bagi pasien sebagai konsumen (Rijadi,1997). 



Pelayanan Rawat jalan di rumah sakit memiliki berbagai pelayanan, yaitu:
Klinik Penyakit Dalam
1. Konsultasi
2. Endokrin Metabolisme & Diabetes
3. Hati & Pencernaan
4. Ginjal & Hipertensi
5. Hemodialisa
6. jantung dan pembuluh darah
7. Endoskopi dan Kolonoskopi
8. ERCPB.
Klinik Anak
1. Konsultasi
2. Tumbuh Kembang
3. Perinatologi
4. Inhalasi
5. Imunisasi
Pro Jiwa
1. Konsultasi Masalah Kejiwaan
2. Konseling Pra nikah/Konseling pernikahan
3. Pemeriksaan/test kepibadian

Klinik kebidanan dan kandungan
1. Konsultasi (konseling genetic)
2. Ginekologi
3. Laparaskopi
4. Endokrinologi dan Infertilisasi
5. Obstetri
6. Fetomaternal: USG + HSG
7. Perinatala resiko tinggi
8. Menopause
9. Kolposkopi
10. Cryo
11. Keluarga berencana

Klinik bedah
1. Bedah umum
2. Bedah vascular
3. Bedah thoraks Kardio Vaskular
4. Bedah ortopedi
5. Bedah saraf
6. Bedah digestif
7. Bedah plastic
8. Bedah anak
Pusat kesehatan THT & Saluran Nafas Atas
1. Konsultasi
2. Nasoendoskopi
3. Radiofrecuency volume reduction turbine/ reduksi kornea
4. Laringoskopi Serat Optik
5. Neuro Otologi
6. Audiometri nada murni
7. Timpanometri dan test fungsi tuba eustasius
8. Sleep study (Polisomnografi/ full PSG)
9. Bedah sinus endoskopi fungsional
10. Tympanoplasty
11. Operasi-operasi THT lainnya
Saraf
1. Konsultasi
2. Neuro Fisiologi (EEG)
Jantung
1. Konsultasi
2. Treadmill
3. EKG
4. Ekhokardiografi
Klinik Kulit dan Kelamin
1. Dermatologi umum
2. Alergi/imunologi
3. Mikologi
4. Morbushansen (kusta)
5. Penyakit inffeksi menular seksual
6. Pediatric dermatologic
7. Kosmetik
8. Tumor kulit
Klinik gigi
1. Konsultasi
2. Bedah mulut
3. Ortodonti
4. Phosthodonti
5. Endodontic/ konservasi gigi
6. Pemeriksaan gigi anak
7. Perawatan jaringan penyangga gigi
Klinik Paru
1. Konsultasi
2. Penyakit Paru Obstruktif dan Asma
3. Penyakit infeksi, TB, dan Jamur
4. Onkologi: tumor paru, tumor mediastinum, metastase tumor ke paru
5. Spirometri
6. Bronkospi
7. Diagnostic toracoscopy
8. Sleep laboratory
9. Non invasive ventilator
Klinik mata
1. Konsultasi
2. Orbita dan rekonstruksi
3. Glukoma
4. Katarak
5. Strabismus
6. Eksternal eye disease (kelainan mata luar)
7. Refraksi
8. Retina



Klinik psikologi
1. Konseling
2. Tes minat bakat
3. Tes intelegensia (IQ)
Klinik nutrisi
1. Konsultasi
2. Terapi   diet:   diet   diabetes   mellitus,   diet   hati,   diet   lambung,   diet jantung, diet tinggi kalori protein, diet rendah kolesterol, diet rendahkalori, diet rendah protein, diet rendah garam, diet ginjal.
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat II (Lanjutan)
Pelayanan rawat jalan tingkat II (lanjutan) meliputi:
a. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
b. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis termasuktindakan operasi ODC (One Day Care)
c. Pemberian resep obat sesuai dengan indikasi medis
d. Pemeriksaan penunjang diagnostic lanjutan sesuai indikasi medis:
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaaan radiologi
- Pemeriksaan patologi anatomi, mikrobiologi
- Pemeriksaan elektromedik antara lain:
EKG, ECG, EMG USG, CTScanning, pemeriksaan endoskopi, dll
  e. Fisioterapi
E.  Manajemen Rawat Jalan
Menurut Silalahi (1989) yang dikutip dari Rijadi (1997), manajemen rawat jalan harus dilandaskan pada keyakinan bahwa praktek medis yang baik itu harus dilihat dari:
-          Perspektif masyarakat: dalam suasana yang kompetitif harus memeprtimbangkan kepentingan masyarakat
-          Perspektif pasien: Kepuasan eksternal
-          Perspektif pemberi jasa rawat jalan: kepusasan internal
Menurut Rijadi (1997), karakteristik yang dimiliki rawat jalan adalah:
a.       Pelayanan professional dan paripurna
o   Pelayanan yang cepat dan tepat
o   Pelayanan yang professional
o   Spesialis yang cukup dan full time

b.      Sumber daya manusia yang professional
-     Pelayanan yang spesialistik
-     Ramah
-     Kompetensi sumber daya manusia yang professional
-     Kemampuan manajerial dari kepala unit rawat jalan
c.   Desain alur
- Kebersihan
- Letak tata ruang
- Nyaman
- Lokasi
- Alur pasien
d.  System Informasi
- Costumer oriented
- Informasi lengkap
- Kekeluargaan
- Warna khusus
Dalam proses manajemen rawat jalan rumah sakit, hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.    Perencanaan
Dalam penerapan perencanaan ini harus diperhatikan aspek:
-       Meningkatkan pasien rawat inap
-       Pengembangan jenis pelayanan rawat jalan
Dalam   perencanaan   yang   perlu   dipertimbangkan   dengan   baik   adalah sebagai berikut:
a.       Sumber   daya   yang   digunakan   misalnya   fasilitas   pelayanan,peralatan, bahan dana untuk pengembangan, informasi tentang jenispelayanan baru dan staf .
b.      Metode yang akan ditempuh, proses dan prosedur
c.       Tugas,standart dan tujuan yang akan dicapai
d.      Tahapan yang akan ditempuh
e.       Pelaksanaan pengimplementasian rencana
f.       Proyeksi tujuan
g.      Lokasi penerapan rencana
h.      Penjadwalan pelaksanaan rencana secara rinci
i.        Rencana pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana
j.        Penetapan alat dan cara pengukuran dan penilaian kemampuan dan pencapaian sasaran. Tahapan perencanaan dibagi menjadi dua rencana yaitu rencana jangkapanjang   dan   jangka   pendek.   Rencana   jangka   pendek   biasanya   denganmempertimbangkan   sasaran-sasaran   jangka   pendek   (misal:   rencana   tahunan).Adapun rencana jangka panjang adalah rencana strategik yang menyususnnyadiperlukan melihat keluar organisasi untuk mengantisipasi kebutuhan dan peluangdimasa   depan,   dan   menginventarisir   sumber   daya   dan   kemampuan   yng   adadidalam   organisasi.   Oleh   karena   terjadinya   percepatan   perubahan   di   dalammasyarakat maka rencana jangka panjang biasanya di buat dalam rencana lima tahunan.

2.    Pengorganisasian
Ciri   organisasi   rawat   jalan   yang   harus   memperhatikan   prosespelayanan pasien yang dipengaruhi oleh 3 unsur penting berikut:
-   Tenaga yang melaksanakan, terdiri dari medis, paramedis dan nonmedis yang saling bergantung.
-   Bentuk pelayanan yangi“tailor -made”
-   Ciri dan cara kerja “team-work”Dengan ketiga ciri di atas maka perlu kejelasan tugas masing-masingsehingga tidak timbul gap dan tumpang tindih dalam pelayanan. 

3.    Penggerakan
Dalam   manajemen   rawat   jalan,   menganalisa   proses   yang   dijalanipasien meliputi:
a.       Pasien diterima (petugas penerima-pasien)
b.      Diagnosis ditegakkan (dokter-lab-penunjang)
c.       Menerima obat (dokter-apoteker)
d.       Merasakan hasil pengobatan (Pasien)
e.       Berhenti   berobat   karena   sembuh,   pengobatan   dilanjutkan   atau rediagnosis (Pasien-dokter).

Urutan proses pelayanan pasien adalah sebagai berikut:
a.       Registrasi pasien
b.      Menunggu pelayanan
c.        Pemeriksaan pasien
d.      Pengobatan
e.       Penyuluhan pasien dan keluarganya
f.       Sistem perjanjian dan penjadwalan kunjungan
g.      Sistem pembayaran jasa
h.      Pelayanan informasi.

4.    Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen untuk memantau apakahsemua  kegiatan  telah  dilaksanakan  sesuai ketentuan  atau  kebijaksanaan  yangberlaku, agar sumberdaya digunakan secara optimal.
Ada 3 manfaat pengawasan,yaitu:
a.       mencegah penyelewengan/ kebocoran harta/ kekayaan rumah sakit danmenjamin penggunaan sumber daya secara optimal
b.       setiap anggota organisasi merasa diawasi sehingga bekerja dengan sebaikmungkin
c.       merasa yakin yang lain juga diawasi, sehingga mengurangi frustasi dibagian “kering’Proses pengawasan terdiri dari 4 langkah:
-   Tetapkan standart-standart kinerja secara konkret dan terukur
-   Ukur hasil kinerja actual
-    Bandingkan hasil kinerja aktual dengan standar

-   Laksanakan tindakan korektif, bila terjadi penyimpangan yang berarti.Pengawasan harus dijalankan terus menerus untuk memastikan bahwa apa yang dilaksanakan sesuai dengan tahap rencana pencapaian tujuan organisasi.

Evaluasi
Evaluasi adalah fungsi manajemen yang dilaksanakan sercara sistematusdan berlanjut untuk menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,   serta   mempelajari   faktor-faktor   yang   menyebabkan   kegagalan pelaksanan tersebut. Agar evaluasi bisa berjalan dengan baik, maka pada saat membuat rencana disamping   ditetapkan   target,   juga   harus   ditetapkan   indikator   keberhasilan.Evaluasi di rumah sakit sangat sulit dilaksanakan, walaupun demikian beberapalangkah evaluasi terhadap sistem pelayanan sbb:
-       Peer   Review,   Clinical   Review,   Medical   Audit:   Evaluasi   meliputi kecocokan   tindakan   yang   dilaksanakan,   dibanding   standar.Pelaksanaannya biasanya oleh dokter spesialis yang dianggap mampu.
-       Telaah   departemental:   evaluasi   oleh   departemen   atas   aktifitas   klinik dalam skala kecil di rumah sakit.
-       Telaah oleh staf medik: evaluasi dilakukan oleh staf medik yang tidakmerawat pasien, misal, dilakukan oleh dokter yang telah pensiun yangdikontrak untuk menelaah sejumlah rekam medik yang diambil sampel
-       Telaah   kematian:   biasanya   dilaksanakan   oleh   bagian   kamar   jenazah.Disini terutama evaluasi pada outputnya.
-       Evalusi   dan   komite   farmasi   dan   terapi,   komite   pengelian   infeksinasokomial, dan lain-lain.
-       Audit perawat: dilaksanakan oleh staf perawat senior. - Paramedical   review:   telaah   terhadap   pelayanan   penunjang   baik menyangkut lama pemeriksaan, kesalahan pemeriksaan dan lain-lain
-        Telaah   atas   pelayanan  hotel:   evaluasi   pelayanan  hotel   adalah   sangat mudah mendapat perhatian.
-       Telaah olah pasien: evaluasi oleh pasien boleh dilaksanakan, biasanya sekali selama dirawat dan sekali setelah pulang. Walaupun kita tidak bisaberharap banyak masukan dari evaluasi.

F.   Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelayanan Rawat Jalan
Poliklinik rawat jalan yang baik adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Fasilitas fisik rumah sakit yang memadai
2.    Jam praktek yang tepat, terdapat pelayanan 24 jam dan sistem rujukanyang baik
3.    Penjadwalan kunjungan yang efisien, untuk memperndek waktu tunggu
4.    Tarif yang terjangkau oleh sasaran
5.    Kualitas pelayanan yang oleh pasien biasanya dinilai baik bila pelayanan oleh dokter
dan perawat dilakukan dengan ramah,penuh perhatian terhadapkebutuhan pasien dan perasaannya.
Sama halnya dengan berbagai pelayanan kesehatan lainnya, maka salah satu syarat pelayanan rawat jalan yang baik adalah pelayanan yang bermutu. Karena itu untuk dapat menjamin mutu pelayanan rawat jalan tersebut, maka program menjaga mutu pelayanan rawat jalan perlu pula dilakukan. Untuk ini diperhatikan bahwa sekalipun prinsip pokok program menjaga mutu pada pelayanan rawat jalan tidak banyak berbeda dengan berbagai pelayanan kesehatan lainnya, namun karena pada pelayanan rawat jalan ditemukan beberapa ciri khusus, menyebabkan penyelenggaraan program menjaga mutu pada pelayanan rawat jalan tidaklah semudah yang diperkirakan, ciri-ciri khusus yang dimaksud adalah:
1.    Sarana, prasarana serta jenis pelayanan rawat jalan sangat beraneka ragam, sehingga sulit merumuskan tolak ukur yang bersufat baku.
2.    Tenaga pelaksana bekerja pada srana pelayanan rawat jalan umumnya terbatas, sehigga di satu pihak tidak dapat dibentuk suatu perangkat khusus yang diserahkan tanggung jawab penyelengaraa program menjaga mutu, dan pihak lain, apabila beban kerja terlalu besar, tidak memiliki cukup waktu untuk menyelengarakan program menjaga mutu.
3.    Hasil pelayanan rawat jalan sering tidak diketahui. Ini disebabkan karena banyak dari pasien tidak datang lagi ke klinik.
4.    Beberapa jenis penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri, sehingga penilaian yang objektif sulit dilakukan.
5.    Beberapa jenis penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah mungkin penyakit yang telah berat dan bersifat kronis, sehingga menyulitkan pekerjaan penilaian.
6.    Beberapa jenis penyakit yang datang berobat datang kesarana pelayanan rawat jalan mungkin jenis penyakit yang penanggulangannya sebenarnya berada di luar kemampuan yang dimiliki. Keadaan yang seperti ini juga akan menyulitkan pekerjaan penilaian.
7.    Rekam medis yang dipergunakan pada pelayanan rawat jalan tidak selengkap rawat inap, sehingga data yang diperlukan untuk penilaian tidak lengkap
8.    Perilaku pasien yang datang kesarana pelayanan rawat jalansukar dikontrol, dan karenanya sembuh atau tidaknya suatu penyakit yang dalami tidak sepenuhnya tergantung dari mutu pelayanan yang diselenggarakan.
Ada tiga faktor penting yang menentukan pelayanan rawat jalan, yaitu:
1.      Sarana
Konsep dasar poliklinik pada prinsipnya ditetapkan sebagai berikut:
a.       Letak poliklinik berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai dari  bagian administrasi,terutama   oleh   bagian   rekam   medis,berhubungan dekat dengan apotek, bagian radiologi dan laboratorium
b.      Ruang   tunggu   poliklinik,harus   cukup   luas.   Di   usahakan   adapemisahan ruang tunggu pasien untuk penyakit infeksi dan noninfeksi.
c.       Sistem   sirkulasi   pasien   dilakukan   dengan   satu   pintu (sirkulasi masuk dan keluar pasien pada pintu yang sama).
d.      Poli-poli yang ramai sebaiknya tidak saling berdekatan
e.       Poli anak tidak diletakkan dengan poli paru, sebaiknya poli anakdekat dengan poli kebidanan.
f.       Sirkulasi petugas dan sirkulasi pasien dipisahkan.
g.      Pada tiap ruang harus ada wastafel (air mengalir).
h.      Letak poli jauh dari ruang incenerator,IPAL dan bengkel ME.
i.         Bila konsep Rumah sakit dengan sterilisasi sentral, tidak perlu adaruang   sterilisasi,   namun   pada   beberapa   poliklinik   seperti   poliGigi/THT/Bedah tetap harus ada ruang sterilisasi,karena alat-alat yangdigunakan harus langsung disterilkan untuk digunakan kembali.
2.      Tenaga
Pimpinan pelayanan rawat jalan harus seorang tenaga medis tetap yang ikutberpartisipasi   dalam   kebijakan   dan   pengambilan   keputusan   seluruh   kegiatanRumah sakit, serta bertanggung jawab langsung kepada direktur.
3.      Pasien
Usahakan waktu tunggu dari pengunjung dapat dikurangi seminimal mungkin melalui pengaturan dari arus dan jumlah pengunjung dikaitkan dengan kapasitas pelayanan   yang   ada.   Dalam  hal   ini  faktor-faktor   yang  mempengaruhi   waktu pelayanan yang baik tidak lain adalah faktor pengunjung, petugas dan sistem daripelayanan itu sendiri.

G.    Standar  dan Indikator Pelayanan Rawat Jalan
No
Jenis Pelayanan
Indikator
Standar
1.

Rawat
Jalan
Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis
100%
2.
Ketersediaan pelayanan
a.    Klinik Anak
b.   Klinik penyakit dalam
c.    Klinik kebidanan
d.   Klinik bedah
3.
Ketersediaan Pelayanan di RS Jiwa
a.    Anak Remaja
b.   NAPZA
c.    Gangguan Psikotik
d.   Gangguan Neurotik
e.    Mental Retardasi
f.     Mental Organik
g.    Usia lanjut
4.
Jam Buka Pelayanan
08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 – 11.00
5.
Waktu tunggu di rawat jalan
≤ 60 menit
6.
Kepuasan Pelanggan
≥ 90 %
7
a.    Penegakkan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB
a.    ≥ 60 %
b.   Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
b. ≤ 60 %

Terdapat beberapa standar minimal pelayanan rawat jalan di rumah sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentangStandar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan. Yakni:
1.    Dokter Pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
Dalam   standar   pelayanan   rawat   jalan   minimal,   untuk   dokter   pemberipelayanan di poliklinik spesialis harus ditangani oleh 100% dokter yang ahli dalam bidang poliklinik spesialis tersebut. Seperti contoh, untuk poliklinikspesialis mata, harus di pegang oleh dokter yang telah memiliki lisensi dalamspesialis  mata.  Hal  ini bertujuan agar pelayanan pengobatan berlangsungmaksimal dan untuk menghindari kesalahan jika tidak ditangani oleh orangyang tepat.
2.     Ketersediaan  Pelayanan
Dalam pelayanan rawat  jalan, terdapat beberapa   instansi  yang  harus ada sebagai acuan minimal untuk pelayanan rawat jalan. Yakni adalah: KlinikAnak, Klinik Penyakit Dalam, Klinik Kebidanan dan Klinik Bedah. Instansi-instansi tersebut merupakan instansi minimal dan wajib ada dalam pelayananrumah sakit rawat jalan.


3.    Ketersediaan Pelayanan di Rumah Sakit Jiwa
Untuk pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa sendiri terdapat beberapainstansi yang harus ada sebagai acuan minimal. Yaitu: Pelayanan BagianAnak Remaja, Pelayanan NAPZA (Narkotik, Psikotropika dan Zat Adiktif),Pelayanan   Gangguan   Psikotik,   Peayanan   Gangguan   Neurotik,   PelayananMental Retardasi, Pelayanan Mental Organik, dan Pelayanan Lanjut Usia.Instansi tersebut merupakan instansi minimal yang harus ada di pelayananrawat jalan di rumah sakit jiwa.
4.    Jam Pelayanan
Untuk jam operasional pelayanan rumah sakit rawat jalan terdapat standar minimalnya, yakni 08.00 sampai 13.00 Setiap hari kerja kecuali Jumat: 08.00 - 11.00.  waktu  tersebut merupakan patokan  minimal  waktu pelayanan  dirumah sakit untuk rawat jalan.
5.    Waktu Tunggu Pelayanan
Waktu tunggu untuk pelayanan di rawat jalan tidak boleh melebihi 60 menit.Hal tersebut demi menjaga kepuasan dari pasien terhadap pelayanan di rumahsakit.
6.    Kepuasan Pasien
Untuk   menjaga   kepercayaan   dari   pasien   rumah   sakit,   kepuasanpelayanan rumah sakit rawat jalan harus diatas 90%. Hal ini dikarenakantujuan   pelayanan   sendiri   adalah   salah   satunya   adalah   kepuasan   pasien.Sehingga   jika   kepuasan   pasien   kecil,   maka   dapat   dikatakan   pelayanankepuasan pasien tersebut gagal.
7.    Pelayanan TB
Untuk pelayanan TB seperti penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaanmikroskopik, harus dapat diketahui lebih dari 60%. Hal ini dilakukan untukmemaksimalkan apakah TB bisa terdeteksi dengan baik. Untuk pencatatandan pelayanan TB di rumah sakit minimalnya harus dibawah 60% dari jumlahpengunjungnya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa penyakit tersebut dalam jumlah yang kecil di lingkungan tersebut.

H.    Alur Pelayanan Rawat Jalan

http://new.bogorkab.go.id/uploads/images/alur%20pasien%202.png

Keterangan:
1.      Pasien datang mengambil no. antrian dan melakukan pendaftaran / registrasI
2.      Pasien membayar ke Kasir
3.      Pasien menuju Poliklinik 
4.      Jika pasien tersebut mendapatkan tindakan di Poliklinik, maka pasien harus bayar ke Kasir terlebih dahulu
5.      Pasien perlu layanan penunjang (laboraturium dan radiologi)
6.      Pasien membayar ke Kasir
7.      Pasien ke Poliklinik untuk dibacakan hasilnya
8.      Pasien di rujuk ke Poli Spesialis dan melakukan pembayaran di Kasir
9.      Pasien menuju ke Poli Spesialis
10.  Pasien ke Farmasi / Apotek untuk pengesahan obat
11.  Pasien membayar ke Kasir 
12.  Pasien mengambil obat ke bagian Farmasi / Apotek
13.  Pasien pulang

I.       Sasaran Keselamatan Pasien
Selain itu pelayanan di rawat jalan juga harus mempunyai standar mengenai Enam Sasaran Keselamatan Pasien yaitu :
1.    Ketepatan Identifikasi Pasien
Rumah sakit minimal menggunakan dua identitas pasien yaitu menggunakan Nama Pasien dan Tanggal Lahir untuk mengidentifikasi pasien, Pasien rawat jalan ditambah dengan alamat pasien. Tidak boleh mengidentitaskan pasien dengan menggunakan ciri – cirri pasien ataupun lokasi pasien.
2.    Peningkatan Komunikasi yang efektif
Yang dimaksud disini adalah jika petugas mendapatkan pesanan melalui telpon atau lisan harus menggunakan system TBaK (Tulis, Baca ulang, konfirmasi) dan tehnik SBAR (Situasi, Back ground, Asessment, Recommendation) jika petugas akan melaporkan kondisi pasien.
3.    Peningkatan obat yang perlu diwaspadai
Obat – obatan yang termasuk golongan konsentrasi tinggi, narkotik, kemoterapi, NORUM ( Nama Obat, Rupa Ucapan Mirip) harus dikelola untuk mengurangi medikasi error.
4.    Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Rumah sakit menggunakan penandaan untuk lokasi operasi yang melibatkan lateralisasi, dll. Menggunakan time out, Sign in, Sign Out untuk kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat operasi pasien.
5.    Pengurangan risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
Disini lebih ditekankan untuk semua petugas rumah sakit harus melakukan cuci tangan sesuai dengan WHO baik langkah maupun moment nya.
6.    Pengurangan risiko pasien jatuh
Rumah sakit menetapkan di semua area pelayanannya untuk adanya assessment awal risiko jatuh, pencegahan pasien jatuh di lingkungan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar,   A.   1996.  Pengantar   Administrasi   Kesehatan   Edisi   ketiga.   BinarupaAksara. Jakarta.
Permenkes no. 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Sholeh, S. 1993. Himpunan Peraturan Kesehatan. Arema. Jakarta.
Enam sasaran Keselamatan Pasien, Komite akreditasi RS ( KARS ), Persi.


Komentar